Rabu, 10 Oktober 2012

I AM BEHIND YOU


I AM BEHIND YOU

Cast:
-        Lee Donghae
-        Lee Hyukjae
-        Soo Eun So
-        Henry Lau
-        Shim Hae Na
-        Others~

Genre:
Romance, Friendship

Author Kim Ri Yuan a.k.a Miranti Rizkika
NO COPAS! :D

Author P.O.V

Apa kau tau?
Meskipun hanya dalam mimpi, aku tidak pernah memilikki kesempatan untuk memberitahumu...
Bahkan waktu sudah jauh berlalu, kau masih belum tau...
Seseorang yang selalu ada disampingmu, seseorang yang masih kau tidak tau namanya

“Hei kau?” seseorang menepuk bahu seorang yeoja dari belakang dengan kasar, membuat yeoja berambut sebahu itu terpaksa menoleh padahal saat ini ia sedang menjalankan tes masuk untuk kuliah di Jurusan Bahasa Korea di salah satu kampus terkenal.
“Hmm siapa? Aku?”
“Ya! Siapa lagi kalau bukan kau! Berikan ini pada Eun So.”
‘Aigooo namja iniii, dia kan satu SMA denganku! Kenapa tidak memanggil namaku, eh apa memang dia tidak tau namaku?’ Yeoja itu bergumam dalam hatinya.
“Hei cepatlah! Kau mau kita ditarik keluar oleh pengawas?” ucap namja ituberhasil membuyarkan lamunan yeoja itu, dan sialnya itu lamunan tentang dirinya.
“Aissh ne ne!” yeoja itu mengambil dengan cepat amplop berwarna biru muda itu dari tangannya dan memasukannya ke dalam tas secepat kilat. Dan tanpa berterimakasih padanya, namja itu langsung kembali menggoreskan pena nya pada kertas ujian. ‘Dasar namja tidak tau terimakasih!’ ujar yeoja itu dalam hatinya.

~~~
“Eun So-ssi!” panggil Hae Na pada seorang yeoja cantik yang sedang berjalan menyusuri koridor. Eun So memang termasuk yeoja sempurna di kalangan para namja. Kulitnya yang putih, rambutnya yang hitam legam, lengkung matanya yang akan membingkai wajahnya saat tersenyum. Lelaki mana yang tidak jatuh cinta saat melihatnya. Bahkan namja yang disukai Hae Na punj juga menyukai yeoja itu.

“Ahh...Shim Hae Na-ssi! Bagaimana tes masuknya? Sulitkah?” tanya yeoja bernama Eun So itu dengan lembutnya.
“Mmm, tidak terlalu. Bagaimana denganmu?” Hae Na menanggapinya dengan cuek. Sebenarnya Hae Na dan Eun So tidak dekat sama sekali walaupun mereka sebenarnya satu sekolah saat SMA. Eun So yang merupakan kalangan gadis populer di kalangan para namja berbeda jauh dengan Hae Na yang kebanyakan menghabiskan waktunya sendirian. Di perpustakaan dan ditemani lembaran berdebu.
“Hmm, sedikit sulit. Tapi aku tetap optimis bisa diterima disini.” Eun So tersenyum dengan manisnya, membuat Hae Na tersadar kalau yeoja ini memang cantik.
“Ahh, syukurlah. Oh iya aku mau memberikan ini.” Hae Na mengaduk – ngaduk isi tasnya dan mencari amplop biru dan wangi itu. Hae Na mengulas senyum tipisnya dan mencoba untuk menahan dirinya, memastikan bahwa dirinya akan baik – baik saja.
“Mwo? Dari siapa ini?” tanya yeoja berambut panjang itu polos. Ini dari namja yang menyukaimu Eun So! Ingin sekali Hae Na meneriakkan itu, namun sayang sekali karena dia masih sadar kalau itu akan mempermalukan dirinya sendiri.
“Mmm, seorang namja. Dia menitipkan ini padaku.”
“Ooh, kamshamnida. Eh apa kau sudah makan? Bagaimana kalau kita ke cafe, aku lapar.”
“Mmm boleh juga.”
“Ne, kajja.” Yeoja itu menggandeng tangan Hae Na. Yeoja dengan rambut sebahu itu mengangkat kepalanya keatas, berusaha menahan cairan itu agar tidak membasahi pipi chubby miliknya.

~~~
Seseorang yang bahkan tidak masuk daftar prediksimu...
Yang hanya bisa tidur dengan waktu singkat karena waktu tidurnya habis untuk memikirkanmu...
Seseorang yang hatinya terluka, sendirian...

Seorang namja mengacak buku di perpustakaan, mejanya sudah penuh oleh beberapa buku dengan tema sejarah musik. Padahal mejanya sudah sangat penuh, tapi lagi –lagi tangannya membawa setumpuk buku. Bahkan hampir menutupi kepalanya.
“Kau butuh bantuan?”
“Aku? Oh tidak terimakasih aku bisa...” setumpuk buku itu terjatuh, bunyi gaduh terdengar dan sejumlah penghuni perpustakaan menempelkan telunjuk di mulutnya dan berdesis. Menyuruh dua orang itu untuk tidak ribut.
“Sepertinya kau butuh bantuan.” Ucap yeoja itu sambil membawa beberapa bukunya dengan kedua tangan dan membawanya ke meja. Namja itu juga melakukan hal yang sama, peluh membasahi dahinya dan terlihat jelas dari poninya yang sedikit basah.
“Kamshamnida nona...”
“Shim Hae Na.”
“Mworago?”
“Hae Na, Shim Hae Na.”
“Ahh, Kamshamnida Shim Hae Na-ssi.” Sederet gigi putihnya membuat namja itu lebih mempesona.Yeoja itu mati – matian berusaha menahan senyumnya yang hampir mengembang.
“Cheonmayo.” Ucap yeoja itu tanpa ekspresi sambil melangkah jauh meninggalkannya, dan membendung senyumnya sampai keluar ruangan penuh buku itu. Bahagia kini telah merasuki diri dan jiwanya.
~~~
Mungkin itulah sebabnya kau menjauh dariku...
Aku tidak mempunyai keberanian...
Aku tidak mempunyai keberanian untuk mendekatimu...
Aku hanya bisa menunggu..

“Ya! Mau sampai kapan kau duduk dibalik pohon seperti itu?” Seorang namja berambut coklat kemerahan terlihat gemas saat temannya mengamati sepasang namja dan yeoja dari balik pohon.
“Diam kau monkey! Jangan berteriak atau kubunuh kau!” yeoja itu menjawab dengan bisikan dan tatapan membunuhnya.
“Aishh, kenapa kau galak sekali.” Eunhyuk mendekati yeoja itu lalu berusaha melihat apa yang ia sejak siang tadi. Seorang namja dengan headset putih di telinganya sedang memejamkan mata sambil menikmati semilir udara yang berhembus memainkan rambutnya. Seorang yeoja juga tampak terpejam diatas pahanya, menikmati semilir angin sejuk di padang rumput kala itu.
“Aigoo, kau tidak bosan mengintip mereka? Aku tau mereka adalah pasangan paling fenomenal di kampus kita. Tapi bisakah kita tidak bertindak sama dengan para penulis di jurnal sekolah?”
Hae Na terdiam mendengar ucapan Eunhyuk, dan tetap konsentrasi pada aktifitasnya yang menjadi sangat rutin akhir – akhir ini. Memandangi Donghae dan Eun So dari kejauhan. Menikmati pemandangan yang sebenarnya membunuh yeoja itu perlahan.
“Kalau mereka tidur terus kurang menarik.” Eunhyuk itu mengambil beberapa batu kecil lalu melemparkannya ke arah sepasang namja dan yeoja itu.
“Ya! Siapa disana?” namja itu melepas headset yang menempel di telinganya dan mengusap – usap kepalanya yang habis terbentur beberapa batu kecil. Hae Na menarik tangan Eunhyuk dan berlari ke arah semak – semak.

~~~
Jika kau merasa kesepian, berbaliklah...
Jika kau sendirian sekarang, berbaliklah...
Jika kau sedih, berbaliklah..
Aku hanya mengenalmu, aku hanya melihatmu...

Air mata Hae Na mengalir begitu saja ketika melihat Donghae mencium pipi Eun So.Hae Namerasakan sakit luar biasa menguasai hatinya. Inikah rasanya jatuh cinta? Setahu Hae Na jatuh cinta itu indah dan tidak sesakit sekarang.  Hae Na benar – benar mencintai Donghae sejak dulu, bahkan sampai sekarang. Yeoja berambut ikal sebahu itu menutup wajahnya dengan buku yang cukup besar, lagi – lagi di tempat ini Hae Na menghabiskan waktu. Dikellilingi rak – rak penuh dengan lembaran buku yang mungkin sudah berdebu. Hae Na duduk di bangku bagian paling ujung dan gelap dengan buku di kedua tangannya.
“Aigo, Hae Na –ssi! Waeyo?” suara Eunhyuk datang seiring dengan tubuhnya yang membungkuk, mencoba menyeimbangkan posisinya dengan posisi Hae Na yang sedang duduk di lantai. Yeoja itu tidak menjawab, hanya bisa menangis.
“Aigoo, uljimma.” Ucap Eunhyuk sambil menjauhkan buku dari wajah Hae Na dan memeluknya erat.
“Aku bodoh monkey, aku bodoh!” ucapnya sambil terisak didalam dekapan namja berambut coklat kemerahan itu.
“Tidak Hae Na! Dia yang bodoh! Dia yang menyia-nyiakan gadis sebaik dirimu selama ini. Dia yang tidak sadar bahwa selama ini ada orang di belakangnya yang selalu mencintainya.” Ucapan Eunhyuk menenangkan yeoja itu. Namun ia juga tak kuasa menahan tangisnya, butiran air bening itu membasahi pundak Hae Na. Namja itu ternyata menangis juga, tapi...kenapa?

~~~
Seseorang yang telah berdiri disini...
Namun masih tak kaulihat...
Apa kau tau?

Eunhyuk menyuruhku Hae Na menunggu disini. Entah sejak kapan namja itu jadi melankolis. Sebuah cafe dengan ornamen kayu dan lilin yang tertata di setiap mejanya. Lagu – lagu nada lembut menambah suasana disini sedikit....romantis?

“Apa kau sudah menunggu lama?” suara itu membuyarkan lamunan Hae Na tentang suasana cafe ini. Namja dengan gummy smile miliknya itu terlihat tampan dengan kemeja putih dan celana abu – abunya.
“Siapa yang menikah? Kenapa kau rapih sekali? Tanya Hae Na sekenanya, ia sangat heran kenapa namja ini mendadak menjadi super rapih. Apa ada rapat besar atau pesta pernikahan yang harus ia hadiri?
“Mwo?” Eunhyuk menanggapi dengan wajah heran sekaligus babo. Hae Na hanya tertawa melihatnya, sedangkan namja itu hanya tersenyum malu sambil memamerkan gusinya.
“Ini, untukmu.” Tangannya mengulurkan kumpulan bunga mawar berwarna merah. Yeoja itu membisu. ‘Ada apa dengannya? Apa dia sakit? Tapi dia terlihat sangat tampan hari ini.’ Berbagai pertanyaan mulai memenuhi otaknya.
“Kamsha..” jawab Hae Na sekilas dengan pipi yang sudah memerah. Tiba – tiba Eunhyuk mengulas sebait senyuman bahagia, entah apa artinya. Hae Na tidak bisa berhenti menatapnya, aku tidak tau mengapa. Eunhyuk hari ini terlihat sangat berbeda, baik dari penampilan maupun sikapnya. Bunyi bell membuyarkan tatapan yeoja itu, pertanda ada tamu lain yang memasukki restoran ini. Hae Na mengenal sepasang namja dan yeoja yang baru memasukki restoran ini. Mata sang namja memancarkan kebahagiaan yang amat sangat, disusul tatapan heran dari yeoja di gandengan tangannya. Dua orang itu duduk tak jauh dari tempat Hae Na dan Eunhyuk duduk. Tanpa disadarinya ternyata makanan yang entah kapan di pesan Enhyuk sudah sampai di meja.
“Gwenchanayo?” tanya Enhyuk dengan wajah sedikit cemas
“Gwenchana.” Ucap Hae Na sambil tersenyum tipis dan mulai mengaduk – aduk makanannya. Donghae mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna merah dari saku jaketnya. Yeoja di depannya tampak semakin heran ketika namja itu menggenggam tangan yeoja itu lalu bertanya
“So Eun Soo, maukah kau menjadi pendamping hidupku?”
*DEG*
Pertanyaan dari Donghae pada yeoja itu membuat Hae Na hampir tersedak. Yeoja itu meneguk jus dihadapannya untuk membuat tenggorokannya lebih baik. Hae Na menatap lagi pasangan yang berada di meja yang bersebrangan dengannya, yeoja itu masih belum menjawab pertanyaan Donghae. Sedetik kemudian tangan Hae Na berada dalam genggaman Eunhyuk, dia menatapku lekat – lekat.
“Hae Na, aku..errhh” Eunhyuk terlihat sedikit gelagapan saat berbicara. Mata yeoja itu tak lepas dari Donghae dan Eun Soo yang berada di meja lain. Bahkan walaupun matanya terlihat menatap Eunhyuk, sebenarnya pikiran yeoja itu jauh dari sana.
“Aku..sebenarnya ini sudah sangat lama Hae Na, aku...” Hae Na tetap menatap Eun Soo yang masih belum juga menjawab pertanyaan Donghae.
“Aku...aku tidak bisa. Maafkan aku.” Tak terkira jawaban itu keluar dari mulut Eun Soo yang kemudian keluar dari restoran itu, meninggalkan Donghae yang masih menatap tak percaya. Donghae hendak berbalik, Hae Na segera memalingkan tatapannya pada Eunhyuk, namja itu menatapku dengan mata berbinar.
“Mmm...Eunhyuk-aah”
“Nee?” namja itu tersenyum manis, ekspresinya seperti menagih sebuah jawaban. Sementara alis yeoja itu bertaut, kebingungan dengan apa yang baru saja ia lewatkan.
“Apa yang kau katakan sejak tadi? Mianhae, aku melamun.”
“Mwo?” ekspresi wajah Eunhyuk berubah seketika, seperti musim gugur yang seketika berganti menjadi musim salju. ‘Apa aku salah bicara?’ tanya Hae Na dalam hatinya.
“Hmmmh. Lupakan saja. Ayo kita makan lagi.” Ucap Eunhyuk dengan ekspresi yang dipaksakan. Aku hanya tersenyum tipis lalu melanjutkan makan malamku. ‘Apa aku salah bicara? Kenapa wajahnya terlihat sangat kecewa?’ pertanyaan itu terus memenuhi otaknya.

~~~
Meskipun aku tidak bisa menyadari kesalahanku saat ini...
Dan sebagai dirimu berdiri disini membuatku sesak nafas...
Bagiku, ini masih sebuah perasaan yang berharga...

“AAAARRRRGGGGHHHH!!!” namja berambut coklat itu kembali melampiaskan kekesalannya dengan melempar batu ke danau. Hae Na yang sedang berjalan saat itu hanya mencoba menebak – nebak dengan jarak yang cukup jauh darinya. Itu...Donghae?
Kemudian namja itu terduduk lemas dan bersandar pada sebuah pohon. Ia terlihat kelelahan meskipun emosinya belum mereda.Keringat membasahi tubuh dan rambutnya, nafasnya terengah – engah. Hae Na masih berdiri diam, melihatnya dari jarak jauh seperti biasanya. Yeoja itu bingung harus bagaimana, ia tau penyebab namja itu menjadi kelihatan sangat marah  tapi...sebenarnya ia bahagia akan itu. Tanpa Hae Na sadari namja itu tertidur di bawah pohon. Yeoja itu memberanikan dirinya melangkah mendekat. Hae Na pun duduk di dekatnya yang sedang terlelap. Jantungnya berdegup kencang, ‘aigoo apakah begini rasanya? Apakah begini rasanya berada sedekat ini denganmu Lee Donghae?’Hae Na menyandarkan kepalanya pada pohon, posisi yeoja itu tepat disebelahnya. Wajah Donghae tetap tampan meskipun sedang tertidur. Yeoja disebelahnya hanya bisa berharap agar dirinya mungkin bisa memasuki mimpi Donghae.
“Jangan tinggalkan aku Eun So.” Ucap namja itu namun matanya masih terpejam.
“Kajima..jebal.” tiba – tiba Donghae memeluk yeoja itu erat sekali. Kenapa pada saat seperti ini ia masih menyebut nama yeoja itu? Rasanya sakit sekali untuk Hae Na yang berada dalam dekapannya.
“Aku tidak ingin kehilangan cintaku untuk kedua kalinya, kumohon.” Hae Na hanya terdiam mendengar semua ucapannya. Hati yeoja itu bagaikan lepas dari tempatnya, rasanya bagaikan tertusuk ribuan pisau.
“Aku sudah kehilangan Hae Na dulu, aku tidak ingin kehilangan dirimu kali ini.”
*DEG
Sakit didadanya kini berganti dengan rasa terkejut. Bagaimana bisa namja ini merasa kehilangannya? Bukankah namja ini bahkan tidak mengenalnya? Tapi yeoja itu tidak salah dengar, memang namanya yang baru saja keluar dari mulut seorang Lee Donghae.
 “Aku merelakan Hae Na untuk sahabatku sendiri, lalu apa aku harus melepasmu juga kali ini? Kumohon So Eun Soo kembalilah padaku. Kini aku hanya mencintaimu, tidak ada yeoja lain.”
Sahabat? Siapa? Namja ini benar – benar membuat Hae Na bingung. Kini yeoja itu terjebak didalam pelukan namja yang ia sukai, dan dalam keadaan seperti ini ternyata Donghae dulu merelakan Hae Na untuk sahabatnya.

~~~
Mungkin untuk orang lain...
Cinta adalah sesuatu yang kau lakukan sendiri...
Tapi di depan sebuah rasa ketakutan, aku tak tau kenapa..
Aku bahkan tidak bisa berbicara, hanya bisa bersembunyi..

Sekitar 3 bulan Hae Na sudah menjalani kuliah di Kyunghee University. Kini Hae Na dan Eunhyuk tidak dekat lagi seperti dulu. Sejak kejadian di restoran itu, Eunhyuk jarang menyapa yeoja itu. Bahkan kalau bertemu saja ia hanya berjalan melewatinya dengan tatapan dingin. Entah kenapa setelah ia menjauhinya Hae Na merasa kehilangan sosok seorang teman. Padahal awal yeoja itu mengenalnya adalah sebuah ketidak sengajaan.

*Flashback*
“Kau butuh bantuan?”
“Aku? Oh tidak terimakasih aku bisa...” setumpuk buku itu terjatuh, bunyi gaduh terdengar dan sejumlah penghuni perpustakaan menempelkan telunjuk di mulutnya dan berdesis. Menyuruh dua orang itu untuk tidak ribut.
“Sepertinya kau butuh bantuan.” Ucap yeoja itu sambil membawa beberapa bukunya dengan kedua tangan dan membawanya ke meja. Namja itu juga melakukan hal yang sama, peluh membasahi dahinya dan terlihat jelas dari poninya yang sedikit basah.
“Kamshamnida nona...”
“Shim Hae Na.”
“Mworago?”
“Hae Na, Shim Hae Na.”
“Ahh, Kamshamnida Shim Hae Na-ssi.” Sederet gigi putihnya membuat namja itu lebih mempesona.Yeoja itu mati – matian berusaha menahan senyumnya yang hampir mengembang.
“Cheonmayo.” Ucap yeoja itu tanpa ekspresi sambil melangkah jauh meninggalkannya, dan membendung senyumnya sampai keluar ruangan penuh buku itu. Bahagia kini telah merasuki diri dan jiwanya.
*BRUUK*
“Ya! Hati – hati kalau jalan!” seorang namja tinggi terlihat gusar dengan seorang yeoja yang menabraknya. Namun namja itu menyunggingkan sebuah senyuman saat ia mengetahui siapa yeoja yang menabraknya itu.
“Aissh mianhae aku...aku tidak sengaja.” Yeoja itu menunduk malu, tapi masih saja tidak bisa menahan senyumnya.
“Hmm, gwenchana.” Jawab namja yang tidak sengaja tertabrak yeoja itu. Yeoja itu sekali legi menoleh ke dalam perpustakaan, senyumnya mengembang kembali saat melihat namja berambut coklat sedang serius mengerjakan tugas kuliahnya.
 “Kau menyukainya?” tanya namja itu tiba -  tiba. ‘Ya! Kenapa dia bisa membaca pikiranku?’ Hae Na tertegun mendengarnya.
“Emm...aku...aku...”
“Hahahaha uljimayo, aku akan menjaga rahasiamu.” Ucap namja itu sambil tersenyum manis.
“Tapi ada syaratnya.” Ucapnya tiba – tiba.
“Kau harus mau menjadi temanku.”
“Eunhyuk.” Ucapnya sambil mengulurkan tangan kepada Hae Na.
“Hae Na.” Ucap Hae Na sambil menyambut uluran tangannya. Beberapa menit kemudian mereka sudah menjadi teman akrab karena Hae Na selalu menceritakan tentang Donghae padanya dan ia dengan setia mendengarkan..
*Flashback End*

Hae Na P.O.V

Kini aku duduk lagi disini, berteman lembaran – lembaran berdebu. Tempat ini menjadi tempat favoritku sejak dulu. Tempat yang sunyi dan jarang dikunjungi banyak orang, sehingga aku bisa merenung sendirian disini. Biasanya aku mempunyai tujuan selain membaca buku disini. Aku kesini bersama Eunhyuk untuk mengerjakan tugas kuliah bersama, atau bahkan untuk melihat Donghae dari jauh yang sedang bermesraan bersama kekasihnya. Aku benar – benar merasa bodoh saat ini. Aku ditinggalkan oleh sahabatku sekaligus mendapatkan kenyataan bahwa orang yang kucintai sejak dulu terpaksa melupakanku,entah alasannya apa. Tapi sakit yang kurasakan bukan karena itu. Bukan karena Donghae. Entah sejak kapan perasaan itu hilang dan kini berganti menjadi yang baru. Aku merasa kehilangan Eunhyuk, entah karena apa. Sahabat? Mungkin... Tapi aku merasa kalau rasa ini lebih dari perasaan seseorang yang kehilangan sahabatnya. Aku merasa seperti kehilangan jiwa, aku merasa bisa sakit karena merindukannya. Perasaan ini sama seperti yang aku rasakan saat kehilangan Donghae. Tapi, itu semua terjadi karena aku mencintainya. Tunggu...jadi apa aku juga? Mencintai Eunhyuk?
“Agassi, mianhae kau menduduki tempatku.” Ucap seorang namja yang berhasil membawaku kembali ke dunia nyata. Sejenak kemudian ia menatapku lekat – lekat, seakan ada yang aneh pada diriku.
“Oh..mianhae.” ucapku sambil berdiri dan berpindah ke kursi lain disebelahnya. Namja itu masih menatapku, masih dengan tatapan dari kedua mata sipitnya.
“Gwenchana?” tanyanya lembut dan masih menatap wajahku.
“Ne, waeyo?”
“Agassi, kau...menangis?” tanyanya yang sukses membuatku terkejut. Kuseka pipiku dengan punggung tangan. Omonaa...aku benar – benar menangis?
“Kau ada masalah?” tanya orang itu dengan senyum manisnya. Cih, aku tidak kenal tapi kenapa dia begitu sok tau. Aku hanya diam dan tidak menjawabnya.
“Masalah  tentang cinta mungkin?” ucapannya hampir membuatku terkena serangan jantung. Dia tau dari mana? Lama – lama orang ini menggangguku. Dia tidak mengenalku namun seenaknya saja meramal kisah hidupku. Aku menyimpan buku yang kubaca sejak tadi dan hendak melangkah pergi. Namun sebuah tangan menahanku
“Biar aku saja yang pergi, mianhae sudah mengganggumu.”
“Hmm?” namja aneh itu kemudian berdiri dari tempatnya.
“Oh iya satu lagi, kusarankan kau memilih sahabatmu. Cintanya lebih dalam dari yang kau tau.” Ucap namja itu sambil beranjak meninggalkanku. Aku hanya duduk dan membatu. Orang aneh...tapi, kenapa ucapannya seakan – akan seperti merasukiku?

~~~

Jika kau sama seperti aku, kumohon jangan ragu...
Jika kau mencintaiku, tolong katakan itu sekarang!
Waktu dimana kita saling menghindari satu sama lain
Telah perlahan menghilang hari demi hari...

“Eunhyuk-aah kenapa kau membuatku seperti ini?” teriakku saat berada diatas bukit yang sepi. Ini tempat dimana aku biasa meluapkan semua perasaanku. Disini aku bebas berteriak sekeras apapun. Tak ada yang peduli, tak ada yang mendengarkan. Aku benar – benar merasa kehilangannya. Aku seperti orang gila tanpa kehadirannya disisiku. Berlebihan? Aku tau ini memang terlalu berlebihan, tapi ini yang aku rasakan.
“Eunhyuk-ah!! Aku...”

Waktu kita untuk saling mencintai semakin berkurang...
Sekarang,perasaan yang tersembunyi dan semua kenangan kembali berputar
Katakan saja itu!
Cinta yang seharusnya tidak kita bicarakan..
Ini waktu untuk mengakui...

Author P.O.V

“Aku mencintaimu Eunhyuk-ah!” suara seorang yeoja terdengar cukup keras. Membuat dua orang namja yang sedang berjalan ke arahnya. Salah satu dari namja itu terpaku, karena yang disebut adalah namanya.
“Kau dengar kan? Cepat selamatkan dia.” Ucap namja yang satunya sambil menepuk bahu Eunhyuk.
“Jadi ini yang kau maksud butuh pertolongan Lee Donghae?”
“Kau tidak lihat? Dia butuh pertolongan darimu!” Donghae menepuk pundak Eunhyuk memberi semangat, disambut dengan anggukan pelan dan gummy smile dari namja tersebut.
“Aku akan menolongnya.” Ucap Eunhyuk sambil berlari meninggalkan Donghae dan menghampiri Hae Na yang duduk sambil memeluk lututnya.
“Semoga beruntung Lee Hyuk Jae.” Bisik Donghae pelan sebelum meninggalkan bukit itu dan menghampiri yeoja yang telah kembali padanya.
“Kau kenapa?” tanya Eunhyuk pada Hae Na sambil menahan tawa. Yeoja itu menengadahkan kepalanya untuk melihat siapa yang berbicara padanya. Hae Na berdiri dengan cepat lalu memeluk Eunhyuk erat – erat.
“Kau ini kemana saja babo! Aku hampir gila mencarimu!” cecar Hae Na tanpa ampun sambil memukul dada Eunhyuk pelan. Sedangkan namja itu hanya balas memeluknya dan mengecup kepala yeoja itu dengan lembut. Hae Na hanya terisak dipelukannya, dan namja itu menghapus air mata Hae Na dengan jemarinya.
“Aku ingin bertanya sesuatu...” ucap Eunhyuk dengan nada yang dibuat serius.
“Apa?”
“Aku ingin tau apa yang kau katakan barusan, apa kau bisa mengulangnya?” tanya Eunhyuk dengan wajah tanpa dosa, membuat pipi yeoja itu memerah seketika.
“Aku mencintaimu Eunhyuk.” Tutur yeoja itu pelan sambil menunduk.
“Mworago?” tanya Eunhyuk dengan nada yang cukup keras.
“Aku mencintaimu Eunhyuk-ah!!!” ucap Hae Na dengan nada yang berusaha mengalahkan volume Eunhyuk tadi.
“Aku tidak mendengarnya.”
“Ya! Lee Hyuk Jae! Aku...hmmp.” Eunhyuk menempatkan telunjuknya di depan bibir yeoja itu.
“Nado Saranghaeyo Shim Hae Na.” Ucapnya kemudian mencium kening yeoja itu lembut dan membawanya ke dalam sebuah dekapan hangat.

Tidak masalah meskipun aku akan mendengar sesuatu yang menyakitkan
Aku tidak akan menyesal dengan keputusan ini...
Ini cukup, selama aku telah mencintaimu sebelumnya...

Dibalik pohon ada seorang namja yang memotret mereka berdua. Air mata mengalir membasahi pipi chubbynya, namun bibir namja itu tak henti – hentinya tersenyum.
“Aku berhasil Hae Na-ssi. Aku harap kau bahagia dengan namja itu. Kau sangat beruntung memilikki Eunhyuk sebagai pendampingmu, dan untukmu Eunhyuk...kau beruntung memilikki Hae Na, kau beruntung memilikki yeoja yang aku cintai sejak dulu.” Batin namja itu berkata dengan pasti, setelah suara seorang yeoja paruh baya memanggilnya.
“Henry, apa kau sudah selesai?”
“Sudah eomma, aku siap untuk menjalani kemo therapy sekarang.” Ucap namja itu menarik tongkat yang ia taruh disampingnya, dan memakainya untuk berjalan menuju mobil. Namja itu menoleh sekali lagi dan tersenyum melihat pasangan yang sedang melepas rasa rindunya.

~~~
Jika kau merasa kesepian...
Jika kau merasa sedih dan sendirian...
Berbaliklah dan lihat...
Ada seseorang yang tidak berbicara padamu, tapi hanya memandangmu dari jauh...
Memastikan bahwa kau baik – baik saja setiap harinya...

~Henry Lau to Shim Hae Na~

Orang bodoh berdiri disana...
Mungkin kau tidak tau...
Karena orang bodoh itu adalah aku...
Kini aku berhasil melupakannya, hatiku kini utuh untukmu...
Tolong jangan pergi lagi, aku tidak bisa hidup tanpamu...

~Lee Donghae to Soo Eun So~

Tidak ada seorang pun yang tau tentang ini...
Hari demi hari aku tetap tidak bisa mengatakan ini..
Namun kali ini aku bisa!
Saranghae, saranghae...
Lebih dari siapapun yang aku tau...
Orang yang selalu aku rindukan..
Orang itu adalah dirimu..
Kuharap kau lebih mencintaiku, lebih dari namja manapun di dunia ini...

~Lee Hyuk Jae to Shim Hae Na~


0 komentar:

Posting Komentar