I AM BEHIND YOU
Cast:
-
Lee Donghae
-
Lee Hyukjae
-
Soo Eun So
-
Henry Lau
-
Shim Hae Na
-
Others~
Genre:
Romance, Friendship
Author Kim Ri Yuan a.k.a Miranti Rizkika
NO COPAS! :D
Author P.O.V
Apa kau tau?
Meskipun hanya dalam
mimpi, aku tidak pernah memilikki kesempatan untuk memberitahumu...
Bahkan waktu sudah
jauh berlalu, kau masih belum tau...
Seseorang yang selalu
ada disampingmu, seseorang yang masih kau tidak tau namanya
“Hei kau?” seseorang menepuk bahu seorang yeoja dari belakang
dengan kasar, membuat yeoja berambut sebahu itu terpaksa menoleh padahal saat
ini ia sedang menjalankan tes masuk untuk kuliah di Jurusan Bahasa Korea di
salah satu kampus terkenal.
“Hmm siapa? Aku?”
“Ya! Siapa lagi kalau bukan kau! Berikan ini pada Eun So.”
‘Aigooo namja iniii, dia kan satu SMA denganku! Kenapa tidak
memanggil namaku, eh apa memang dia tidak tau namaku?’ Yeoja itu bergumam dalam
hatinya.
“Hei cepatlah! Kau mau kita ditarik keluar oleh pengawas?”
ucap namja ituberhasil membuyarkan lamunan yeoja itu, dan sialnya itu lamunan
tentang dirinya.
“Aissh ne ne!” yeoja itu mengambil dengan cepat amplop
berwarna biru muda itu dari tangannya dan memasukannya ke dalam tas secepat
kilat. Dan tanpa berterimakasih padanya, namja itu langsung kembali
menggoreskan pena nya pada kertas ujian. ‘Dasar namja tidak tau terimakasih!’
ujar yeoja itu dalam hatinya.
~~~
“Eun So-ssi!” panggil Hae Na pada seorang yeoja cantik yang
sedang berjalan menyusuri koridor. Eun So memang termasuk yeoja sempurna di
kalangan para namja. Kulitnya yang putih, rambutnya yang hitam legam, lengkung
matanya yang akan membingkai wajahnya saat tersenyum. Lelaki mana yang tidak
jatuh cinta saat melihatnya. Bahkan namja yang disukai Hae Na punj juga
menyukai yeoja itu.
“Ahh...Shim Hae Na-ssi! Bagaimana tes masuknya? Sulitkah?”
tanya yeoja bernama Eun So itu dengan lembutnya.
“Mmm, tidak terlalu. Bagaimana denganmu?” Hae Na
menanggapinya dengan cuek. Sebenarnya Hae Na dan Eun So tidak dekat sama sekali
walaupun mereka sebenarnya satu sekolah saat SMA. Eun So yang merupakan
kalangan gadis populer di kalangan para namja berbeda jauh dengan Hae Na yang
kebanyakan menghabiskan waktunya sendirian. Di perpustakaan dan ditemani
lembaran berdebu.
“Hmm, sedikit sulit. Tapi aku tetap optimis bisa diterima
disini.” Eun So tersenyum dengan manisnya, membuat Hae Na tersadar kalau yeoja
ini memang cantik.
“Ahh, syukurlah. Oh iya aku mau memberikan ini.” Hae Na
mengaduk – ngaduk isi tasnya dan mencari amplop biru dan wangi itu. Hae Na
mengulas senyum tipisnya dan mencoba untuk menahan dirinya, memastikan bahwa
dirinya akan baik – baik saja.
“Mwo? Dari siapa ini?” tanya yeoja berambut panjang itu
polos. Ini dari namja yang menyukaimu Eun So! Ingin sekali Hae Na meneriakkan
itu, namun sayang sekali karena dia masih sadar kalau itu akan mempermalukan
dirinya sendiri.
“Mmm, seorang namja. Dia menitipkan ini padaku.”
“Ooh, kamshamnida. Eh apa kau sudah makan? Bagaimana kalau
kita ke cafe, aku lapar.”
“Mmm boleh juga.”
“Ne, kajja.” Yeoja itu menggandeng tangan Hae Na. Yeoja
dengan rambut sebahu itu mengangkat kepalanya keatas, berusaha menahan cairan
itu agar tidak membasahi pipi chubby miliknya.
~~~
Seseorang yang bahkan
tidak masuk daftar prediksimu...
Yang hanya bisa tidur
dengan waktu singkat karena waktu tidurnya habis untuk memikirkanmu...
Seseorang yang hatinya
terluka, sendirian...
Seorang namja mengacak buku di perpustakaan, mejanya sudah
penuh oleh beberapa buku dengan tema sejarah musik. Padahal mejanya sudah
sangat penuh, tapi lagi –lagi tangannya membawa setumpuk buku. Bahkan hampir
menutupi kepalanya.
“Kau butuh bantuan?”
“Aku? Oh tidak terimakasih aku bisa...” setumpuk buku itu
terjatuh, bunyi gaduh terdengar dan sejumlah penghuni perpustakaan menempelkan
telunjuk di mulutnya dan berdesis. Menyuruh dua orang itu untuk tidak ribut.
“Sepertinya kau butuh bantuan.” Ucap yeoja itu sambil
membawa beberapa bukunya dengan kedua tangan dan membawanya ke meja. Namja itu
juga melakukan hal yang sama, peluh membasahi dahinya dan terlihat jelas dari
poninya yang sedikit basah.
“Kamshamnida nona...”
“Shim Hae Na.”
“Mworago?”
“Hae Na, Shim Hae Na.”
“Ahh, Kamshamnida Shim Hae Na-ssi.” Sederet gigi putihnya
membuat namja itu lebih mempesona.Yeoja itu mati – matian berusaha menahan
senyumnya yang hampir mengembang.
“Cheonmayo.” Ucap yeoja itu tanpa ekspresi sambil melangkah
jauh meninggalkannya, dan membendung senyumnya sampai keluar ruangan penuh buku
itu. Bahagia kini telah merasuki diri dan jiwanya.
~~~
Mungkin itulah
sebabnya kau menjauh dariku...
Aku tidak mempunyai
keberanian...
Aku tidak mempunyai
keberanian untuk mendekatimu...
Aku hanya bisa
menunggu..
“Ya! Mau sampai kapan kau duduk dibalik pohon seperti itu?” Seorang
namja berambut coklat kemerahan terlihat gemas saat temannya mengamati sepasang
namja dan yeoja dari balik pohon.
“Diam kau monkey! Jangan berteriak atau kubunuh kau!” yeoja
itu menjawab dengan bisikan dan tatapan membunuhnya.
“Aishh, kenapa kau galak sekali.” Eunhyuk mendekati yeoja itu lalu berusaha melihat apa yang ia sejak siang tadi. Seorang namja dengan headset putih di telinganya sedang memejamkan mata sambil menikmati semilir udara yang berhembus memainkan rambutnya. Seorang yeoja juga tampak terpejam diatas pahanya, menikmati semilir angin sejuk di padang rumput kala itu.
“Aishh, kenapa kau galak sekali.” Eunhyuk mendekati yeoja itu lalu berusaha melihat apa yang ia sejak siang tadi. Seorang namja dengan headset putih di telinganya sedang memejamkan mata sambil menikmati semilir udara yang berhembus memainkan rambutnya. Seorang yeoja juga tampak terpejam diatas pahanya, menikmati semilir angin sejuk di padang rumput kala itu.
“Aigoo, kau tidak bosan mengintip mereka? Aku tau mereka
adalah pasangan paling fenomenal di kampus kita. Tapi bisakah kita tidak
bertindak sama dengan para penulis di jurnal sekolah?”
Hae Na terdiam mendengar ucapan Eunhyuk, dan tetap
konsentrasi pada aktifitasnya yang menjadi sangat rutin akhir – akhir ini.
Memandangi Donghae dan Eun So dari kejauhan. Menikmati pemandangan yang
sebenarnya membunuh yeoja itu perlahan.
“Kalau mereka tidur terus kurang menarik.” Eunhyuk itu
mengambil beberapa batu kecil lalu melemparkannya ke arah sepasang namja dan
yeoja itu.
“Ya! Siapa disana?” namja itu melepas headset yang menempel
di telinganya dan mengusap – usap kepalanya yang habis terbentur beberapa batu
kecil. Hae Na menarik tangan Eunhyuk dan berlari ke arah semak – semak.
~~~
Jika kau merasa
kesepian, berbaliklah...
Jika kau sendirian
sekarang, berbaliklah...
Jika kau sedih, berbaliklah..
Aku hanya mengenalmu,
aku hanya melihatmu...
Air mata Hae Na mengalir begitu saja ketika melihat Donghae
mencium pipi Eun So.Hae Namerasakan sakit luar biasa menguasai hatinya. Inikah
rasanya jatuh cinta? Setahu Hae Na jatuh cinta itu indah dan tidak sesakit
sekarang. Hae Na benar – benar mencintai
Donghae sejak dulu, bahkan sampai sekarang. Yeoja berambut ikal sebahu itu
menutup wajahnya dengan buku yang cukup besar, lagi – lagi di tempat ini Hae Na
menghabiskan waktu. Dikellilingi rak – rak penuh dengan lembaran buku yang
mungkin sudah berdebu. Hae Na duduk di bangku bagian paling ujung dan gelap
dengan buku di kedua tangannya.
“Aigo, Hae Na –ssi! Waeyo?” suara Eunhyuk datang seiring
dengan tubuhnya yang membungkuk, mencoba menyeimbangkan posisinya dengan posisi
Hae Na yang sedang duduk di lantai. Yeoja itu tidak menjawab, hanya bisa
menangis.
“Aigoo, uljimma.” Ucap Eunhyuk sambil menjauhkan buku dari
wajah Hae Na dan memeluknya erat.
“Aku bodoh monkey, aku bodoh!” ucapnya sambil terisak
didalam dekapan namja berambut coklat kemerahan itu.
“Tidak Hae Na! Dia yang bodoh! Dia yang menyia-nyiakan gadis
sebaik dirimu selama ini. Dia yang tidak sadar bahwa selama ini ada orang di
belakangnya yang selalu mencintainya.” Ucapan Eunhyuk menenangkan yeoja itu.
Namun ia juga tak kuasa menahan tangisnya, butiran air bening itu membasahi
pundak Hae Na. Namja itu ternyata menangis juga, tapi...kenapa?
~~~
Seseorang yang telah
berdiri disini...
Namun masih tak
kaulihat...
Apa kau tau?
Eunhyuk menyuruhku Hae Na menunggu disini. Entah sejak kapan
namja itu jadi melankolis. Sebuah cafe dengan ornamen kayu dan lilin yang
tertata di setiap mejanya. Lagu – lagu nada lembut menambah suasana disini
sedikit....romantis?
“Apa kau sudah menunggu lama?” suara itu membuyarkan lamunan
Hae Na tentang suasana cafe ini. Namja dengan gummy smile miliknya itu terlihat
tampan dengan kemeja putih dan celana abu – abunya.
“Siapa yang menikah? Kenapa kau rapih sekali? Tanya Hae Na sekenanya,
ia sangat heran kenapa namja ini mendadak menjadi super rapih. Apa ada rapat
besar atau pesta pernikahan yang harus ia hadiri?
“Mwo?” Eunhyuk menanggapi dengan wajah heran sekaligus babo.
Hae Na hanya tertawa melihatnya, sedangkan namja itu hanya tersenyum malu
sambil memamerkan gusinya.
“Ini, untukmu.” Tangannya mengulurkan kumpulan bunga mawar
berwarna merah. Yeoja itu membisu. ‘Ada apa dengannya? Apa dia sakit? Tapi dia
terlihat sangat tampan hari ini.’ Berbagai pertanyaan mulai memenuhi otaknya.
“Kamsha..” jawab Hae Na sekilas dengan pipi yang sudah
memerah. Tiba – tiba Eunhyuk mengulas sebait senyuman bahagia, entah apa
artinya. Hae Na tidak bisa berhenti menatapnya, aku tidak tau mengapa. Eunhyuk
hari ini terlihat sangat berbeda, baik dari penampilan maupun sikapnya. Bunyi
bell membuyarkan tatapan yeoja itu, pertanda ada tamu lain yang memasukki
restoran ini. Hae Na mengenal sepasang namja dan yeoja yang baru memasukki
restoran ini. Mata sang namja memancarkan kebahagiaan yang amat sangat, disusul
tatapan heran dari yeoja di gandengan tangannya. Dua orang itu duduk tak jauh
dari tempat Hae Na dan Eunhyuk duduk. Tanpa disadarinya ternyata makanan yang
entah kapan di pesan Enhyuk sudah sampai di meja.
“Gwenchanayo?” tanya Enhyuk dengan wajah sedikit cemas
“Gwenchana.” Ucap Hae Na sambil tersenyum tipis dan mulai
mengaduk – aduk makanannya. Donghae mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna
merah dari saku jaketnya. Yeoja di depannya tampak semakin heran ketika namja
itu menggenggam tangan yeoja itu lalu bertanya
“So Eun Soo, maukah kau menjadi pendamping hidupku?”
*DEG*
Pertanyaan dari Donghae pada yeoja itu membuat Hae Na hampir
tersedak. Yeoja itu meneguk jus dihadapannya untuk membuat tenggorokannya lebih
baik. Hae Na menatap lagi pasangan yang berada di meja yang bersebrangan
dengannya, yeoja itu masih belum menjawab pertanyaan Donghae. Sedetik kemudian
tangan Hae Na berada dalam genggaman Eunhyuk, dia menatapku lekat – lekat.
“Hae Na, aku..errhh” Eunhyuk terlihat sedikit gelagapan saat
berbicara. Mata yeoja itu tak lepas dari Donghae dan Eun Soo yang berada di
meja lain. Bahkan walaupun matanya terlihat menatap Eunhyuk, sebenarnya pikiran
yeoja itu jauh dari sana.
“Aku..sebenarnya ini sudah sangat lama Hae Na, aku...” Hae
Na tetap menatap Eun Soo yang masih belum juga menjawab pertanyaan Donghae.
“Aku...aku tidak bisa. Maafkan aku.” Tak terkira jawaban itu
keluar dari mulut Eun Soo yang kemudian keluar dari restoran itu, meninggalkan
Donghae yang masih menatap tak percaya. Donghae hendak berbalik, Hae Na segera memalingkan
tatapannya pada Eunhyuk, namja itu menatapku dengan mata berbinar.
“Mmm...Eunhyuk-aah”
“Nee?” namja itu tersenyum manis, ekspresinya seperti
menagih sebuah jawaban. Sementara alis yeoja itu bertaut, kebingungan dengan
apa yang baru saja ia lewatkan.
“Apa yang kau katakan sejak tadi? Mianhae, aku melamun.”
“Mwo?” ekspresi wajah Eunhyuk berubah seketika, seperti
musim gugur yang seketika berganti menjadi musim salju. ‘Apa aku salah bicara?’
tanya Hae Na dalam hatinya.
“Hmmmh. Lupakan saja. Ayo kita makan lagi.” Ucap Eunhyuk dengan
ekspresi yang dipaksakan. Aku hanya tersenyum tipis lalu melanjutkan makan malamku.
‘Apa aku salah bicara? Kenapa wajahnya terlihat sangat kecewa?’ pertanyaan itu
terus memenuhi otaknya.
~~~
Meskipun aku tidak
bisa menyadari kesalahanku saat ini...
Dan sebagai dirimu
berdiri disini membuatku sesak nafas...
Bagiku, ini masih
sebuah perasaan yang berharga...
“AAAARRRRGGGGHHHH!!!” namja berambut coklat itu kembali
melampiaskan kekesalannya dengan melempar batu ke danau. Hae Na yang sedang
berjalan saat itu hanya mencoba menebak – nebak dengan jarak yang cukup jauh
darinya. Itu...Donghae?
Kemudian namja itu terduduk lemas dan bersandar pada sebuah
pohon. Ia terlihat kelelahan meskipun emosinya belum mereda.Keringat membasahi
tubuh dan rambutnya, nafasnya terengah – engah. Hae Na masih berdiri diam,
melihatnya dari jarak jauh seperti biasanya. Yeoja itu bingung harus bagaimana,
ia tau penyebab namja itu menjadi kelihatan sangat marah tapi...sebenarnya ia bahagia akan itu. Tanpa
Hae Na sadari namja itu tertidur di bawah pohon. Yeoja itu memberanikan dirinya
melangkah mendekat. Hae Na pun duduk di dekatnya yang sedang terlelap.
Jantungnya berdegup kencang, ‘aigoo apakah begini rasanya? Apakah begini
rasanya berada sedekat ini denganmu Lee Donghae?’Hae Na menyandarkan kepalanya
pada pohon, posisi yeoja itu tepat disebelahnya. Wajah Donghae tetap tampan
meskipun sedang tertidur. Yeoja disebelahnya hanya bisa berharap agar dirinya
mungkin bisa memasuki mimpi Donghae.
“Jangan tinggalkan aku Eun So.” Ucap namja itu namun matanya
masih terpejam.
“Kajima..jebal.” tiba – tiba Donghae memeluk yeoja itu erat
sekali. Kenapa pada saat seperti ini ia masih menyebut nama yeoja itu? Rasanya
sakit sekali untuk Hae Na yang berada dalam dekapannya.
“Aku tidak ingin kehilangan cintaku untuk kedua kalinya,
kumohon.” Hae Na hanya terdiam mendengar semua ucapannya. Hati yeoja itu
bagaikan lepas dari tempatnya, rasanya bagaikan tertusuk ribuan pisau.
“Aku sudah kehilangan Hae Na dulu, aku tidak ingin
kehilangan dirimu kali ini.”
*DEG
Sakit didadanya kini berganti dengan rasa terkejut.
Bagaimana bisa namja ini merasa kehilangannya? Bukankah namja ini bahkan tidak
mengenalnya? Tapi yeoja itu tidak salah dengar, memang namanya yang baru saja
keluar dari mulut seorang Lee Donghae.
“Aku merelakan Hae Na
untuk sahabatku sendiri, lalu apa aku harus melepasmu juga kali ini? Kumohon So
Eun Soo kembalilah padaku. Kini aku hanya mencintaimu, tidak ada yeoja lain.”
Sahabat? Siapa? Namja ini benar – benar membuat Hae Na
bingung. Kini yeoja itu terjebak didalam pelukan namja yang ia sukai, dan dalam
keadaan seperti ini ternyata Donghae dulu merelakan Hae Na untuk sahabatnya.
~~~
Mungkin untuk orang
lain...
Cinta adalah sesuatu
yang kau lakukan sendiri...
Tapi di depan sebuah
rasa ketakutan, aku tak tau kenapa..
Aku bahkan tidak bisa
berbicara, hanya bisa bersembunyi..
Sekitar 3 bulan Hae Na sudah menjalani kuliah di Kyunghee
University. Kini Hae Na dan Eunhyuk tidak dekat lagi seperti dulu. Sejak
kejadian di restoran itu, Eunhyuk jarang menyapa yeoja itu. Bahkan kalau
bertemu saja ia hanya berjalan melewatinya dengan tatapan dingin. Entah kenapa
setelah ia menjauhinya Hae Na merasa kehilangan sosok seorang teman. Padahal
awal yeoja itu mengenalnya adalah sebuah ketidak sengajaan.
*Flashback*
“Kau butuh bantuan?”
“Aku? Oh tidak terimakasih aku bisa...” setumpuk buku itu
terjatuh, bunyi gaduh terdengar dan sejumlah penghuni perpustakaan menempelkan
telunjuk di mulutnya dan berdesis. Menyuruh dua orang itu untuk tidak ribut.
“Sepertinya kau butuh bantuan.” Ucap yeoja itu sambil
membawa beberapa bukunya dengan kedua tangan dan membawanya ke meja. Namja itu
juga melakukan hal yang sama, peluh membasahi dahinya dan terlihat jelas dari
poninya yang sedikit basah.
“Kamshamnida nona...”
“Shim Hae Na.”
“Mworago?”
“Hae Na, Shim Hae Na.”
“Ahh, Kamshamnida Shim Hae Na-ssi.” Sederet gigi putihnya
membuat namja itu lebih mempesona.Yeoja itu mati – matian berusaha menahan
senyumnya yang hampir mengembang.
“Cheonmayo.” Ucap yeoja itu tanpa ekspresi sambil melangkah
jauh meninggalkannya, dan membendung senyumnya sampai keluar ruangan penuh buku
itu. Bahagia kini telah merasuki diri dan jiwanya.
*BRUUK*
“Ya! Hati – hati kalau jalan!” seorang namja tinggi terlihat
gusar dengan seorang yeoja yang menabraknya. Namun namja itu menyunggingkan
sebuah senyuman saat ia mengetahui siapa yeoja yang menabraknya itu.
“Aissh mianhae aku...aku tidak sengaja.” Yeoja itu menunduk
malu, tapi masih saja tidak bisa menahan senyumnya.
“Hmm, gwenchana.” Jawab namja yang tidak sengaja tertabrak
yeoja itu. Yeoja itu sekali legi menoleh ke dalam perpustakaan, senyumnya
mengembang kembali saat melihat namja berambut coklat sedang serius mengerjakan
tugas kuliahnya.
“Kau menyukainya?”
tanya namja itu tiba - tiba. ‘Ya! Kenapa
dia bisa membaca pikiranku?’ Hae Na tertegun mendengarnya.
“Emm...aku...aku...”
“Hahahaha uljimayo, aku akan menjaga rahasiamu.” Ucap namja
itu sambil tersenyum manis.
“Tapi ada syaratnya.” Ucapnya tiba – tiba.
“Kau harus mau menjadi temanku.”
“Eunhyuk.” Ucapnya sambil mengulurkan tangan kepada Hae Na.
“Hae Na.” Ucap Hae Na sambil menyambut uluran tangannya.
Beberapa menit kemudian mereka sudah menjadi teman akrab karena Hae Na selalu
menceritakan tentang Donghae padanya dan ia dengan setia mendengarkan..
*Flashback End*
Hae Na P.O.V
Kini aku duduk lagi disini, berteman lembaran – lembaran
berdebu. Tempat ini menjadi tempat favoritku sejak dulu. Tempat yang sunyi dan
jarang dikunjungi banyak orang, sehingga aku bisa merenung sendirian disini.
Biasanya aku mempunyai tujuan selain membaca buku disini. Aku kesini bersama
Eunhyuk untuk mengerjakan tugas kuliah bersama, atau bahkan untuk melihat
Donghae dari jauh yang sedang bermesraan bersama kekasihnya. Aku benar – benar
merasa bodoh saat ini. Aku ditinggalkan oleh sahabatku sekaligus mendapatkan
kenyataan bahwa orang yang kucintai sejak dulu terpaksa melupakanku,entah
alasannya apa. Tapi sakit yang kurasakan bukan karena itu. Bukan karena Donghae.
Entah sejak kapan perasaan itu hilang dan kini berganti menjadi yang baru. Aku
merasa kehilangan Eunhyuk, entah karena apa. Sahabat? Mungkin... Tapi aku
merasa kalau rasa ini lebih dari perasaan seseorang yang kehilangan sahabatnya.
Aku merasa seperti kehilangan jiwa, aku merasa bisa sakit karena merindukannya.
Perasaan ini sama seperti yang aku rasakan saat kehilangan Donghae. Tapi, itu
semua terjadi karena aku mencintainya. Tunggu...jadi apa aku juga? Mencintai
Eunhyuk?
“Agassi, mianhae kau menduduki tempatku.” Ucap seorang namja
yang berhasil membawaku kembali ke dunia nyata. Sejenak kemudian ia menatapku
lekat – lekat, seakan ada yang aneh pada diriku.
“Oh..mianhae.” ucapku sambil berdiri dan berpindah ke kursi
lain disebelahnya. Namja itu masih menatapku, masih dengan tatapan dari kedua
mata sipitnya.
“Gwenchana?” tanyanya lembut dan masih menatap wajahku.
“Ne, waeyo?”
“Agassi, kau...menangis?” tanyanya yang sukses membuatku
terkejut. Kuseka pipiku dengan punggung tangan. Omonaa...aku benar – benar
menangis?
“Kau ada masalah?” tanya orang itu dengan senyum manisnya.
Cih, aku tidak kenal tapi kenapa dia begitu sok tau. Aku hanya diam dan tidak
menjawabnya.
“Masalah tentang
cinta mungkin?” ucapannya hampir membuatku terkena serangan jantung. Dia tau
dari mana? Lama – lama orang ini menggangguku. Dia tidak mengenalku namun
seenaknya saja meramal kisah hidupku. Aku menyimpan buku yang kubaca sejak tadi
dan hendak melangkah pergi. Namun sebuah tangan menahanku
“Biar aku saja yang pergi, mianhae sudah mengganggumu.”
“Hmm?” namja aneh itu kemudian berdiri dari tempatnya.
“Oh iya satu lagi, kusarankan kau memilih sahabatmu.
Cintanya lebih dalam dari yang kau tau.” Ucap namja itu sambil beranjak
meninggalkanku. Aku hanya duduk dan membatu. Orang aneh...tapi, kenapa
ucapannya seakan – akan seperti merasukiku?
~~~
Jika kau sama seperti
aku, kumohon jangan ragu...
Jika kau mencintaiku, tolong katakan itu
sekarang!
Waktu dimana kita saling menghindari satu
sama lain
Telah perlahan menghilang hari demi hari...
“Eunhyuk-aah kenapa kau membuatku seperti ini?” teriakku
saat berada diatas bukit yang sepi. Ini tempat dimana aku biasa meluapkan semua
perasaanku. Disini aku bebas berteriak sekeras apapun. Tak ada yang peduli, tak
ada yang mendengarkan. Aku benar – benar merasa kehilangannya. Aku seperti
orang gila tanpa kehadirannya disisiku. Berlebihan? Aku tau ini memang terlalu
berlebihan, tapi ini yang aku rasakan.
“Eunhyuk-ah!! Aku...”
Waktu kita untuk
saling mencintai semakin berkurang...
Sekarang,perasaan yang tersembunyi dan semua
kenangan kembali berputar
Katakan saja itu!
Cinta yang seharusnya tidak kita bicarakan..
Ini waktu untuk
mengakui...
Author P.O.V
“Aku mencintaimu Eunhyuk-ah!” suara seorang yeoja terdengar
cukup keras. Membuat dua orang namja yang sedang berjalan ke arahnya. Salah
satu dari namja itu terpaku, karena yang disebut adalah namanya.
“Kau dengar kan? Cepat selamatkan dia.” Ucap namja yang
satunya sambil menepuk bahu Eunhyuk.
“Jadi ini yang kau maksud butuh pertolongan Lee Donghae?”
“Kau tidak lihat? Dia butuh pertolongan darimu!” Donghae
menepuk pundak Eunhyuk memberi semangat, disambut dengan anggukan pelan dan
gummy smile dari namja tersebut.
“Aku akan menolongnya.” Ucap Eunhyuk sambil berlari
meninggalkan Donghae dan menghampiri Hae Na yang duduk sambil memeluk lututnya.
“Semoga beruntung Lee Hyuk Jae.” Bisik Donghae pelan sebelum
meninggalkan bukit itu dan menghampiri yeoja yang telah kembali padanya.
“Kau kenapa?” tanya Eunhyuk pada Hae Na sambil menahan tawa.
Yeoja itu menengadahkan kepalanya untuk melihat siapa yang berbicara padanya.
Hae Na berdiri dengan cepat lalu memeluk Eunhyuk erat – erat.
“Kau ini kemana saja babo! Aku hampir gila mencarimu!” cecar
Hae Na tanpa ampun sambil memukul dada Eunhyuk pelan. Sedangkan namja itu hanya
balas memeluknya dan mengecup kepala yeoja itu dengan lembut. Hae Na hanya
terisak dipelukannya, dan namja itu menghapus air mata Hae Na dengan jemarinya.
“Aku ingin bertanya sesuatu...” ucap Eunhyuk dengan nada
yang dibuat serius.
“Apa?”
“Aku ingin tau apa yang kau katakan barusan, apa kau bisa
mengulangnya?” tanya Eunhyuk dengan wajah tanpa dosa, membuat pipi yeoja itu
memerah seketika.
“Aku mencintaimu Eunhyuk.” Tutur yeoja itu pelan sambil
menunduk.
“Mworago?” tanya Eunhyuk dengan nada yang cukup keras.
“Aku mencintaimu Eunhyuk-ah!!!” ucap Hae Na dengan nada yang
berusaha mengalahkan volume Eunhyuk tadi.
“Aku tidak mendengarnya.”
“Ya! Lee Hyuk Jae! Aku...hmmp.” Eunhyuk menempatkan
telunjuknya di depan bibir yeoja itu.
“Nado Saranghaeyo Shim Hae Na.” Ucapnya kemudian mencium
kening yeoja itu lembut dan membawanya ke dalam sebuah dekapan hangat.
Tidak masalah meskipun
aku akan mendengar sesuatu yang menyakitkan
Aku tidak akan menyesal dengan keputusan
ini...
Ini cukup, selama aku telah mencintaimu
sebelumnya...
Dibalik pohon ada seorang namja
yang memotret mereka berdua. Air mata mengalir membasahi pipi chubbynya, namun
bibir namja itu tak henti – hentinya tersenyum.
“Aku berhasil Hae Na-ssi. Aku
harap kau bahagia dengan namja itu. Kau sangat beruntung memilikki Eunhyuk
sebagai pendampingmu, dan untukmu Eunhyuk...kau beruntung memilikki Hae Na, kau
beruntung memilikki yeoja yang aku cintai sejak dulu.” Batin namja itu berkata
dengan pasti, setelah suara seorang yeoja paruh baya memanggilnya.
“Henry, apa kau sudah selesai?”
“Sudah eomma, aku siap untuk
menjalani kemo therapy sekarang.” Ucap namja itu menarik tongkat yang ia taruh
disampingnya, dan memakainya untuk berjalan menuju mobil. Namja itu menoleh
sekali lagi dan tersenyum melihat pasangan yang sedang melepas rasa rindunya.
~~~
Jika kau merasa kesepian...
Jika kau merasa sedih dan sendirian...
Berbaliklah dan lihat...
Ada seseorang yang tidak berbicara padamu,
tapi hanya memandangmu dari jauh...
Memastikan bahwa kau baik – baik saja setiap harinya...
~Henry Lau to Shim Hae Na~
Orang bodoh berdiri disana...
Mungkin kau tidak tau...
Karena orang bodoh itu adalah aku...
Kini aku berhasil melupakannya, hatiku kini utuh untukmu...
Tolong jangan pergi lagi, aku tidak bisa hidup tanpamu...
~Lee Donghae to Soo Eun So~
Tidak ada seorang pun yang tau tentang ini...
Hari demi hari aku tetap tidak bisa mengatakan ini..
Namun kali ini aku bisa!
Saranghae, saranghae...
Lebih dari siapapun yang aku tau...
Orang yang selalu aku rindukan..
Orang itu adalah dirimu..
Kuharap kau lebih mencintaiku, lebih dari namja manapun di dunia ini...
~Lee Hyuk Jae to Shim Hae Na~
0 komentar:
Posting Komentar